3+ Fakta IAIN Purwokerto Yang Harus Kamu Ketahui!

Fakta IAIN Purwokerto

Kampus ijo adalah panggilan akrab dari kami-para Mahasiswa IAIN Purwokerto. Entah mengapa IAIN Purwokerto dipanggil seperti itu, tapi menurut pengamatanku sebagai mahasiswa aktif di IAIN Purwokerto ada dua kemungkinan untuk menjawab pertanyaaan tadi.

Bacaan Lainnya

Alasan IAIN Purwokerto Dikenal Kampus Hijau

Pertama, karena di sekitar Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto banyak ditumbuhi pepohonan hijau yang akan membuat mata dan otakmu menjadi lebih refresh, dan tentunya kebiasaan mahasiswa IAIN Purwokerto yang pasti akan kamu sukai yaitu kongkow bareng teman-teman di bawah gazebo yang tentunya banyak pepohonan yang tumbuh di sekitarnya.

Kedua, karena seluruh gedung-gedung yang ada di IAIN Purwokerto itu dicat warna hijau. Mungkin inilah alasan terkuatnya, karena gedung-gedung di IAIN Purwokerto pasti dominan berwarna hijau tosca, hijau muda, hijau tua, hijau lumut, sampai hijau pete.

Dan yang paling membuatku yakin adalah almamater dari kating-katingku (kakak tingkat) ketika zamannya yang masih STAIN Purwokerto, sampai kids zaman now yang sudah bermetamorfosis menjadi IAIN Purwokerto itu berwarna hijau. Yah, walaupun warna hijau kami berbeda.

Almamater versi angkatanku yaitu jas berwarna hijau tosca dengan sedikit lambang segitiga kuning di pergelangan almamater yang merupakan lambang dari IAIN Purwokerto. Sedangkan almamater versi angkatan kating-katingku ketika masih STAIN Purwokero tentunya jas keren dengan busa di pundaknya, dan yang berbeda adalah warna jas mereka yaitu ”hijau stabilo” seperti rompi tukang parkir.

IAIN Purwokerto

Pasti dalam otak kalian saat ini sedang bertanya-tanya seperti ini

”Dimana sih kampus ijo ini?” atau ”Emangnya ada kampus ijo ya di Purwokerto?”

Kampusku berada di Jalan Ahmad Yani No. 791 Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah di kaki Gunung Slamet. Tentunya kampusku itu ada dan nyata di Purwokerto, Lur! Tapi aku tidak akan menyalahkan kalian jika bertanya seperti itu, karena memang IAIN Purwokerto tidak seterkenal Raisa, atau Agnes Monica.

Sebagai bagian dari Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri, IAIN Purwokerto memang tidak sebesar kakak-kakaknya seperti UIN Sunan Kalijaga, UIN Walisongo, atau pun UIN Syarief Hidayatulloh tetapi perlu kalian ketahui tiga kekuatan dari kampusku ini;

  1. Kampus Desa

Jika aku menjadi presiden Dema IAIN Purwokerto, aku pasti akan menyebut IAIN Purwokerto sebagai Kampus Desa. Mengapa? Karena mayoritas mahasiswa IAIN Purwokerto merupakan orang desa.

Inilah yang sangat aku banggakan dari IAIN Purwokerto. Ketika kampus lain sibuk mencyduk anak anak kaya, pintar, dan berkasta terhormat, IAIN Purwokerto merakyatkan pendidikan, Lur!. Ketika harapan pendidikan bagi orang-orang desa hanya setinggi SMA, IAIN Purwokerto memberi harapan nyata untuk melanjutkan pendidikan lebih tinggi lagi. Aku kasih bocoran nih, ukt yang berlaku di IAIN Purwokerto itu hanya berkisar dari Rp 0-2.000.000, 00 per semesternya.

Beasiswa? Jangan dipertanyakan lagi! Di IAIN Purwokerto ada banyak beasiswa seperti, Bidikmisi, BI, Prestasi, Tahfidz, sampai LaszisNU. Buat kalian para perantau di Purwokerto, jangan khawatir dengan living cost-nya. Karena untuk daerah Purwokerto, khususnya sekitar IAIN Purwokerto kalian masih bisa menemukan nasi, dua macam sayur, dan gorengan seperti mendoan 2 , bakwan, dan kawan-kawannya dengan harga Rp 3.500-5.000,00 aja, atau kalau mau sarapan dengan nasi kuning bisa tuh beli dengan harga Rp 3.000,00 aja.

  1. Pesantrenisasi

Untuk penghuni lama IAIN Purwokerto pasti sudah sangat akrab dengan kata ”Pesantrenisasi” apalagi dengan pelopornya Abah Mukti. Kata ”Pesantrenisasi” berasal dari kata pesantren—tempat para santri mengaji. Jadi yang dimaksud Pesantrenisasi adalah suatu program yang diadakan oleh Kasubag Ma’had untuk mendidik para mahasiswa yang belum lulus tes BTA PPI (Baca Tulis Al-Qur’an, dan Praktek Pengamalan Ibadah) untuk tinggal di salah satu pondok mitra selama satu tahun.

For your information, setelah kalian dinyatakan lolos menjadi mahasiswa IAIN Purwokerto akan ada dua ujian lagi yaitu Tes BTA PPI, dan Tes Pengembangan Bahasa (Bahasa Arab, dan Bahasa Inggris). Jangan terlalu khawatir tentang dua ujian tersebut, karena hal tersebut merupakan standarisasi dari kampus ijo.

Jadi, ketika kalian wisuda, nggak ada lagi tuh alumni perguruan tinggi agama yang nggak bisa baca Al-Qur’an atau berbahasa asing. Singkatnya, IAIN Purwokerto mau nyekokin kamu jamu pahit yang bakal bikin kamu kuat, dan sehat. Percaya deh, kebanyakan dari mereka takut masuk pesantren awalnya, tapi setelah beberapa bulan anehnya banyak dari mereka yang cinta sama pondoknya, yah… walaupun memang ada yang nggak betah. Tapi, menurutku program ini adalah keunggulan IAIN Purwokerto.

Jadi, ketika kampus lain punya Ma’had Al-Jami’ah, IAIN Purwokerto punya banyak pondok pesantren mitra untuk mendidik para mahasiswanya untuk menjadi mahasantri. Jadi, nggak cuma pintar di intelektualnya aja, tapi spiritualitasnya juga.

Kenakalan remaja yang sering muncul juga dapat ditekan dengan program ini. Jadi, buat orang tua nggak perlu khawatir lagi dong anaknya jauh dari rumah. Dampak serius dari program pesantren ini yaitu banyak bercokolan pondok pesantren di Purwokerto.

Walaupun ada banyak pondok pesantren di Purwokerto, tapi IAIN Purwokerto juga menilai kelayakan pondok pesantren untuk menjadi mitranya lhooo. Produk sukses dari program pesantrenisasi adalah Mbak Mumpuni, yang menjadi juara satu di acara AKSI, Indosiar.

  1. Dosen, dan Mahasiswa yang klop banget

Dosen dari setiap fakultas itu selalu mempunyai cara berfikir yang berbeda-beda, begitupula dengan mahasiswanya. Ketika kalian kuliah pasti akan bertemu dosen-dosen yang menginspirasi. Nggak cuma menginspirasi tapi masih muda-muda juga, ya walaupun yang tua juga nggak kalah hebatnya. Dosen killer? Kuakui memang beberapa ada, tetapi jumlahnya cuma beberapa doang, bahkan sudah hampir punah karna pensiun mungkin. He..he..he.. bercanda.

Tapi, serius deh! Selama aku kuliah dan diajar dengan dosen yang berbeda-beda dari fakultas yang beda pula semuanya TOP BGT. Mereka friendly ketika aku ingin konsultasi, bahkan curhat. Untuk mahasiswanya? Ketika sudah diajar oleh dosen-dosen yang TOP BGT, mahasiswanya pasti juga TOP BGT dong.

Banyak teman-temanku yang sudah melanglang buana karena prestasinya, atau menjadi tokoh yang sangat berpengaruh di desanya, atau yang eksis di media sosial, banyak banget itu mah!. Ada satu hal unik lagi tentang mahasiswa zaman now. Kamu bisa

mengetahui mahasiswa itu berasal dari fakultas mana dari cara berpakaiannya. Jadi ketika kamu melihat mas-mas pake baju batik atau kemeja, celana bahan, sepatu fantofel, plus muka apa adanya itu ciri-ciri anak tarbiyah, begitupula dengan mbak-mbaknya. Kalau kamu melihat mbak-mbak memakai baju batik, atau kemeja, rok, kerudung dibross kanan-kiri atau lurus aja, plus cuma bedakan bayi doang itu juga ciri-ciri anak tarbiyah.

Kalau kamu ketemu mas atau mba yang ganteng atau cantik, baju yang fashionable, muka kinclong plus mulus sampe-sampe kalau nyamuk hinggap langsung kepleset noh itu ciri-ciri anak syariah atau FEBI.

Bahkan ada mitos pantang masuk kelas bagi mereka kalau belum memakai gincu 3 . Tentunya hal tersebut hanya penelitian kecil yang dilakukan oleh aku, dan teman-temanku. Ini hanyalah asumsi kami yang sering kami gunakan untuk gojekan.

Jadi, hasil penelitian kami tidak bisa menggenalisir mahasiswa di IAIN Purwokerto. Karena, dinamika perkuliahan yang terjadi antara dosen dan 3 lipstik mahasiswanya itu sangat hebat, dan sulit diprediksi. Jadi, siapkan dirimu untuk terkejut jika menjadi mahasiswa di IAIN Purwokerto.

Kampus Ijoku memang bukan kampus pilihan favorit, tetapi dengan keunikan-keunikan itu aku yakin kamu akan menjadi pilihan favorit semua orang. Bukan suatu masalah dimana tempatmu kuliah, tetapi bagaimana kamu berproses selama kuliah.

Berproseslah bersama IAIN Purwokerto, karena masuk dan menjadi bagian dari IAIN Purwokerto memang bukanlah suatu nasib yang perlu kamu sesali, karena hal itu merupakan takdir terindah dari Tuhanku. Barangkali ini Fakta IAIN Purwokerto Yang Harus Kamu Ketahui. Penulis dalam artikel ini adalah Huzdaeni Rahmawati. Trimakasih.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

4 Komentar