Fakultas Ilmu Sosial UM (Universitas Negeri Malang) dan 4 Fakta Yang Harus Kamu Baca!

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang

Manusia memiliki karakter dan kepribadian yang bisa dibilang berbeda-beda karena pengaruh dari lingkungan di mana dia tinggal, tidak terkecuali mahasiswa yang dibilang memiliki jiwa idealis yang cukup tinggi. Mahasiswa dalam setiap daerah akan memiliki perbedaan yang cukup banyak mulai dari cara berbicara, cara menyapa, cara menanggapi suatu masalah, cara mengerjakan tugas, dan sebagainya. Bahkan dalam satu kampus pun tidak semua mahasiswa ini memiliki karakter yang sama seperti mahasiswa dari Fakultas A Universitas X dengan Fakultas B Universitas X akan memiliki karakter berbeda.

Bacaan Lainnya

Perbedaan inilah yang menarik untuk diceritakan agar menjadi sebuah kekayaan alami dalam bidang sosial bukan sebagai alat diskriminasi dan penindasan yang berujung pada rasisme. Berikut adalah beberapa fakta jurusan yang unik yang ada pada fakultas saya yaitu Fakultas Ilmu Sosial (FIS bukan FISH/ikan) di Universitas Negeri Malang, selamat menyimak.

Fakta Fakultas Ilmu Sosial UM (Universitas Negeri Malang)

Berikut inilah setidaknya beberapa gambaran cerita mengenai Fakultas Ilmu Sosial;

  1. FIS Memiliki Akronim Banyak Hal tetapi Memang itu Faktanya.

FIS sendiri merupakan singkatan dari Fakultas Ilmu Sosial. Akan tetapi kepanjangan dari FIS sendiri menjadi banyak hal karena memang pada kenyataannya hal itulah yang menjadikan FIS itu dikenal. Seperti contoh kepanjangan dari FIS salah satunya adalah Fakultas Ilmu Santai. Kalau dari kata-katanya ya memang seperti itu faktanya.

Sejak seseorang ini baru saja memasuki dunia mahasiswa di FIS (Maba-Mahasiswa Baru) atau maba, mereka akan disuguhi sebuah pengenalan kampus atau yang sekarang ini biasa disebut PKKMB/PK2MB dengan hal yang santai-santai saja dibandingkan dengan fakultas lain yang tidak ada tugas PKKMB sekalipun.

Bayangkan ketika fakultas lain membingungkan masalah persyaratan PKKMB fakultas masing-masing di FIS sendiri tidak ada yang mempermasalahkan hal seperti itu. Seolah-olah mahasiswa ini merupakan fase seseorang benar-benar berekspresi dengan batasan wajar secara sosial dan kami menyebutnya sebagai humanis. Tidak ada kewajiban sepatu hitam/fantovel, yang penting pakai sepatu dan kaos kaki lho ya.

Tidak ada batasan ukuran maksimal panjang rambut harus berapa senti dan sebagainya, asalkan tidak sampai mengganggu peserta yang lain dikarenakan rambutnya bisa mengalihkan dunianya dan persyaratan lain-lain. Kemudian ada juga yang menyebutkan bahwa FIS adalah singkatan dari Fakultas Ilmu Stres. Ya ini mungkin dikarenakan memang member dari FIS sendiri merupakan anak-anak super dengan tingkat kesantaian yang maksimum sehingga mereka menjadi sedikit error pada bagian otak. Karena terlalu santainya dalam menjalankan hidup (kuliah, nge-game, baca novel, nonton status temen, dsb.) mereka lupa kalau sebagai mahasiswa kita tidak akan pernah bisa lepas dari belenggu tugas.

Akibatnya otak kami sebagai mahasiswa FIS akan mengalami shock yang berlaku ketika H-5 jam sebelum mata kuliah berlangsung. Dan dengan menggunakan E*sy kekuatan sepuluh tangan akhirnya efek dari guncangan otak tadi akan mereda seiring dengan berjalanya waktu. Akan tetapi efek samping dari hal tersebut memang sangatlah besar seperti melakukan hal konyol di muka umum, beradu argumentasi persoalan yang memiliki tingkat mubadzir waktu yang cukup tinggi, mengorek informasi penting sekaligus yang tidak, dan sebagainya.

  1. Masuk FIS Masuk Keluarga Baru.

Mahasiswa FIS merupakan mahasiswa yang memang tujuan lulusanya adalah menjadi seorang sarjana ilmu sosial. Seorang sarjana yang mampu dan paham terhadap masalah beserta solusi dalam menuntaskan dinamika sosial. Dari situlah yang akhirnya menjadikan mahasiswa FIS ini seperti sekelompok orang yang sangat baik dalam masalah kecerdasan sosial. Mereka menjadi sebuah habitat dari populasi budaya keluaraga tanpa rasis dan diskriminasi serta humanis. Kita FIS kita keluarga.

  1. FIS Punya Jargon yang Unik.

Memang setiap fakultas di universitas, sekolah tinggi, institut, dan politeknik manapun pasti memiliki jargon penyemangat yang khas dan sesuai dengan karakter fakultas masing-masing. Di FIS sendiri kita memiliki jargon unik lho. Jargon dari FIS yaitu ‘Sae’. Sae sendiri kalau diartikan melalui cara baca dalam bahasa Jawa maka artinya adalah kebaikan, bagus, dan baik. Memang sih FIS itu terkenal denga ‘sae’-nya itu.

Karena semua civitas akademika di FIS ini memiliki tingkat kebaikan yang relatif tinggi, dan kebaikan tersebut dalam berbagai hal dan tentunya yang paling inti adalah kebaikan dalam konteks moral dan karakter setiap warga FIS. Akan tetapi kata ‘sae’ ini bisa merupakan singkatan dari gabungan kata ‘bisa wae’ atau yang dalam bahasa Indonesia adalah ‘bisa saja’. Ya ini juga merupakan sesuatu yang unik, karena mahasiswa FIS ini tidak hanya berkecimpung di dunia sosial nya mereka juga belajar ilmu eksak. Sehingga ide-ide dari anak FIS ini memang terkadang ‘nyeleneh’ tetapi kreatif. Dan inilah yang menjadikan selalu ada saja yang bisa diunggulkan oleh anak FIS meskipun tak seunggul fakultas lain yang memiliki prioritas dalam disiplin ilmu itu.

  1. FIS, Fakultas Pembuktian.

Pada zaman sekarang ini ilmu-ilmu sudah mulai banyak bermunculan dan selalu ada saja ilmu yang seolah-olah memiliki strata yang tinggi dibandingkan ilmu lain. Seperti ilmu eksak (MIPA), keteknikan, dsb. Sedangkan ilmu sosial ini menjadi sebuah ilmu yang hingga saat ini bahkan dari pembaca sendiri masih menganggap bahwa ilmu sosial ini merupakan ilmu yang selalu dipandang sebelah mata.

Padahal ilmu sosial inilah pondasi terkuat untuk perkembangan ilmu-ilmu eksak yang lebih eksis daripada ilmu sosial. Tanpa pondasi sosial yang kuat harga dari produksi ilmu eksak tidak akan seberapa. Karena tidak paham sosial seseorang menjadi tidak dihiraukan oleh orang lain. Oleh karena itu sebagai mahasiswa ilmu sosial yang masuk ke dalam keluarga FIS akan terus mengemban stabilitas roda kehidupan dan membuktikan semuanya akan selalu ada apabila ilmu sosial ada.

Sekian fakta-fakta dari FIS UM semoga bisa menambah pengetahuan dan keingintahuan tentang fakultas kami tercinta. Dan bisa menjadi motivasi serta hiburan bagi pembaca sekalian. Penulis dalam artikel ini adalah Moch. Rexy Qolbi Anura. Trimakasih.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar