10+ Fakta Jurusan Matematika IPB yang Harus Kamu Baca!

Fakta Jurusan Matematika IPB

Matematika bisa dikatakan sebagai sumber dari segala ilmu. Sulit? Menurutku tidak, kamu hanya perlu berlatih. Aku mahasiswa matematika semester 3 dan aku bangga. Bagaimana dengan dengan kamu?.

Bacaan Lainnya

Oleh karena itulah untuk adik-adik SMA yang berminat menjadi mahasiswa matematika, aku akan menjelaskan beberapa fakta tentang mahasiswa matematika dan tips-tips kecil dariku hanya untuk kamu. Semoga bisa membulatkan tekadmu untuk menjadi mahasiswa matematika dimanapun itu bahkan peluang kerja jurusan matematika juga luas sekali lho ya. Jangan takut dengan matematika. Sesungguhnya ini menyenangkan kawan. Okey, cek this out!

Fakta Mahasiswa Jurusan Matematika IPB

Berikut ini adalah 10 fakta menarik mengenai Mahasiswa Jurusan Matematika IPB;

  1. Mahasiswa Departemen Matematika IPB jalur SNMPTN kebanyakan pilihan pertamanya adalah Departemen Statistika. Kenapa demikian? Karena Departemen Statistika IPB adalah terbaik se- Indonesia, so..banyak banget nih yang mengincar Departemen Statistika. Kebanyakan, anak yang memilih Departemen Statistika ini sudah punya basic matematika yang bagus di SMAnya. Mereka adalah anak-anak yang punya nilai raport matematika diatas 80. Latar belakang itulah yang membuat mereka percaya diri untuk memilih Departemen Statiska IPB. Nah, untuk jaga- jaga kalau tidak diterima di Departemen Statistika maka mereka menempatkan Departemen Matematika di pilihan keduanya. Karena persaingan yang sangat ketat di Departemen Statistika (secara gitu, statiska terbaik se-Indonesia gitu loh), so.. banyak calon-calon yang berguguran. Ya begitulah, “Di atas langit masih ada langit”. Tapi beruntunglah bagi mereka yang diterima di pilihan keduanya yaitu Departemen Matematika (contohnya aku) karena mereka masih bisa merasakan kehidupan perkuliahan di IPB yang diidam-idamkan banyak orang. Kecewa pasti ada, karena tidak diterima di pilihan pertama, tapi rasa bangga pun segera dirasa ketika sadar bahwa “aku mahasiswa IPB”.
  2. Mata kuliah mayor (wajib) mahasiswa matematika yang pertama adalah kalkulus IA. Ini nih tantangan pertama mahasiswa matematika di tingkat pertama. Di IPB, pada tahun pertama semua mahasiswa belum mendapat mata kuliah departemen masing-masing, tahun pertama dijadikan sebagai penyetaraan, bisa dibilang seperti kelas XIII SMA. Why? Karena mata kuliah yang diperoleh adalah seperti pelajaran di SMA, kayak lanjutan dari pelajaran di SMA gitu. Contohnya ada mata kuliah fisika, kimia, bahasa indonesia, dan bahasa inggris. Tapi setiap Fakultas diberikan proporsi yang berbeda di tiap mata kuliah itu, misalnya mata kuliah fisika, untuk mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen adalah fisika umum, sedangkan untuk mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam adalah fisika dasar. Bedanya kalau fisika umum itu lebih kepada teori dan sedikit hitungan, sedangkan fisika dasar lebih banyak hitungannya. Untuk mata kuliah matematika sendiri dibagi menjadi tiga macam, yaitu pengantar matematika, landasan matematika, dan kalkulus. Especially, untuk mahasiswa departemen matematika, mereka mendapat mata kuliah kalkulus IA di semester pertama. Pemanasan nih buat mahasiswa matematika. Bagi mahasiswa IPB mendengar kata “kalkulus” hal yang pertama terbayang adalah sulitnya termasuk bagi mahasiswa matematika (hehe..). Hal ini karena banyak mahasiswa yang memperoleh nilai C, bahkan ada pula yang mendapat D atau E yang berarti harus mengulang. Tapi tidak sedikit pula yang mendapat AB atau A. Menurut aku sih itu tergantung sama usahamu, “usaha tidak akan mengkhianati hasil”. Buktinya aku aja bisa dapat A loh (sombonggg dikit lah, hehe). So, jangan menyerah sebelum mencoba gengsss.
  3. Biasanya dosen pengajar untuk tingkat pertama adalah dosen yang enak, I mean, cara mengajarnya masih mudah dipahami dan kita enjoy ngikutinnya seperti guru SMA. Tapi waspadalah Bung, karena cara mengajar yang terlalu enak terkadang membuat kita paham ketika dosen sedang menjelaskan di kelas, dan catatan kita pun lengkap, namun setelah keluar kelas atau besoknya kita seringkali lupa dan tidak sepaham ketika di kelas, walaupun kita membaca catatan. What’s wrong? Itu dikarenakan kita hanya menyalin apa yang di tulis oleh dosen di papan tulis, sejatinya itu adalah hasil pemikiran dari dosen pengajar bukan kita sendiri. Oleh karena itu kita hanya memahami seketika itu saja saat dosen menjelaskan, setelahnya all is nothing. Jadi jangan terlena dengan dosen enak, usahakan untuk menulis ulang apa yang di papan tulis tanpa melihatnya, mencoba mengerjakannya sendiri setelah dosen menjelaskan. Dengan demikian semua materi akan terekam jelas dan melekat lebih lama di memorimu.
  4. Cara belajar yang salah, banyak dialami oleh mahasiswa matematika di tingkat pertama. Kebanyakan dari mereka belum menemukan cara belajar yang cocok untuk jenjang perkuliahan ini. Mereka masih terbawa suasana SMA dan banyak yang menggunakan SKS (sistem kebut semalam). Belajar hanya semalam sebelum ujian itu sama kamu saja bunuh diri. Kecuali kalau kamu manusia super junius yang tanpa belajar tetap bisa mengerjakan dengan benar semua soal, baru tuh kamu boleh deh sks bahkan ga belajar sekalipun.

Solusinya gimana dong? Nah, tips dari aku adalah;

  1. Baca materi sebelum kuliah dan siapkan pertanyaan tentang apa yang tidak kamu pahami. Selain menjadi lebih paham, kamu juga akan dikenal dosen karena sering bertanya (beginilah caranya cari perhatian ke dosen, haha).
  2. Jangan tidur di kelas, walaupun kamu tidak memahami apa yang dosen katakan, setidaknya kamu mendengarkannya. Suatu saat kamu akan merasa bahwa kamu tau itu walaupun kamu belum mempelajarinya.
  3. Kerjakan latihan soal sebanyak-banyaknya. Itulah kunci sukses bagi mahasiswa matematika. Semakin banyak mengerjakan soal maka kamu akan semakin ahli.
  1. Sekalipun mahasiswa matematika tapi mereka masih menyibukan diri dengan kegiatan kampus non-akademik seperti organisasi, ukm (unit kegiatan mahasiwa), himpro (himpunan profesi), dan lainnya. Jika terlena maka IPK lah yang menjadi korbannya. Memang sebagian orang menganggap bahwa IPK bukan yang utama. Ya, kembali lagi itu adalah pilihan masing-masing orang. Namun, alangkah lebih baik jika kita dapat menyeimbangkan keduanya antara akademik dan non-akademik. Kuncinya adalah pada manajemen waktu. Menurutku, karena perkuliahan pertengah semester ada 7 pertemuan maka kamu bisa membaginya menjadi 3 dan 4. Jadi, 3 minggu awal kamu bisa memperbanyak proporsi waktumu untuk kegiatan non akademik, sedangkan pada 4 minggu terakhir kamu perbanyak proporsisi waktu untuk belajar karena mendekati ujian dan mata kuliah yang harus dipelajari juga banyak.
  2. Mahasiswa matematika terkenal memiliki sifat induvidualis atau cuek. Mereka berorientasi terhadap nilai sehingga terkesan pelit dan kurang peduli dengan temannya. Tapi nyatanya tidak semua mahasiswa matematika bersifat demikian (contohnya aku, hehe).
  3. Mayoritas mahasiswa matematika belum bisa memahami hikmah belajar matematika. Mereka hanya pintar menghitung tanpa memahami maknanya dan untuk apa kita menghitungnya. Sehingga sering terceletuk pertanyaan “Ngapain sih ngitung gituan? Emang untuk apa? Gunanya apa?”. Sebenarnya ketika kita mampu memahami makna itu maka matematika akanmenjadi mudah.
  4. Mahasiswa matematika IPB memiliki jargon “CERIA”. Maknanya adalah walaupun menjadi mahasiswa matematika yang notabenenya adalah pemikir dan pusing berkutat dengan angka- angka dan hitungan yang rumit, mereka masih tetap CERIA, kata ini adalah sebagai penyemangat agar tetap bertahan di departemen matematika haha.
  5. Senengnya jadi mahasiswa matematika adalah tidak ada laporan seperti mahasiswa biologi dan lainnya yang harus menulis tangan laporan berlembar-lembar setiap hari. Kita hanya mendapat PR 1 atau 2 nomor dan itu pun tidak setiap hari (tapi jawabannya berlembar-lembar, haha).
  6. Fakta yang paling keren adalah Departemen Matematika menjadi juara umum dari ajang olah raga dan seni se-Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam yang dinamai SPIRIT. Ini menunjukan bahwa mahasiswa matematika kompak dan bagus dalam kerja tim, serta bisa mengenyampingkan egonya yang besar.

Demikianlah tulisan mengenai Jurusan Matematika IPB (Institut Pertanian Bogor) semoga dengan adanya tulisan dari Olga Sacharissa Putri yang saat ini menjadi salah satu Mahasiswa Matematika Institut Pertanian Bogor ini dapat menambah wawasan dan juga pengetahuan bagi segenap pembaca.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

11 Komentar