Berkuliah merupakan impian banyak orang. Namun demikian, perjuangan dan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di perguruan tinggi harus diperjuangkan. Banyak kisah perjuangan untuk pendidikan yang berasal dari berbagai penjuru negeri. Berikut ini merupakan fakta inspiratif mahasiswa baru FISIP UIN Walisongo.
Fakta Inspiratif Mahasiswa Baru FISIP UIN Walisongo
Ada satu kisah seorang mahasiswi baru UIN walisongo yang akan diceritakan disini. Namanya Mauliana,dia adalah mahasiswa baru jurusan sosiologi fakultas Ilmu Sosia dan Ilmu Politik UIN Walisongo Semarang, Jawa Tengah. Seorang yang akrab dipanggil Liana itu adalah lulusan dari sekolah menengah kejuruan di kota kebumen tahun 2015.Setelah menyelesaikan sekolah SMKnya dia bekerja selama dua tahun di luar kota tepatnya di bekasi sebagai buruh pabrik, sebenarnya dia sudah berkeinginan untuk melanjutkan kuliah nya sejak dia masih duduk di bangku SMK, namun keadaan ekonomi keluarganya membuatnya menunda keigninanya tersebut. Banyak yang menyayangkan keputusannya, karena dia termasuk anak yang berprestasi di sekolahnya dari mulai juara kelas hingga juara tingkat jurusan bahkan dia pernah mendapat juara olompiade terapan nasional matematika tingkat kabupaten.
Setelah lulus dia langsung mencari pekerjaan untuk membantu orang tua dan mencari bekal biaya untuk kuliahnya sendiri. Untunglah di tempanya sekolah memberi kesempatan dia untuk melakukan tes masuk kerja, setelah melalui beberapa proses seleksi akhirnya dia lolos dan langsung bisa bekerja di salah satu perusahaan outomotif di daerah Bekasi sebagai operator produksi. Di perusahaan tersebut dia bekerja kurang lebih selama 10 jam setiap hari.
Karena jarak antara kontrakan yang dia tempati ke perusahaan tempat dia bekerja lumayan jauh biasanya dia berangkat 2 jam sebelum jam masuk kerja , dan pulang sampai di kontrakan juga 2 jam setelah jam kerja selesai. Dia diwajibkan bekerja selama 5 hari dalam satu minggu yaitu dari hari senin-jumat, namun ketika hari sabtu dan minggu dia biasa mengambil perkerjaan tambahan atau yang biasa disebut kerja lembur. Di sela- sela kesibukanya bekerja dia selalu menyempatkan belajar untuk menghadapi ujian masuk unuversitas. Selama beberapa bulan bekerja dia sudah bisa merasakan hasil dari pekerjaanya yang dia rasa cukup untuk bekal dia masuk universitas, akan tetapi di bulan ke 4 dia bekerja Ayahnya meninggal dunia, hingga dia memutuskan untuk menunda lagi keinginanya untuk masuk ke universitas.
Di akhir september 2016 kontrak kerjanya dengan perusahaan outomotif tadi habis. Dia memutuskan untuk mencari pekerjaan lagi demi target 2107 dia harus bisa masuk universitas. Selama kurang lebih 2 bulan dia tinggal dirumah setelah mencari cari pekerjaan di beberapa tempat akhirnya di pertengahan bulan desember 2016 dia mendapat pekerjaan baru di salah satu perusahaan elektronik di bekasi juga posisinya juga sama sebagai operator produksi.
Sistem kerja di perusahaan yang baru juga sama seperti yang dulu bekerja 10 jam dalam sehari dan 5 hari dalam satu minggu, namun karena jaraknya lebih jauh dia harus menempuh perjalanan kurang lebih 20 km tapi karna di bekasi sering macet dia bisa menempuh perjalanan selama 2 jam lebih. Selama kurang lebih 5 bulan dia bekerja, karena ini kesempatan terakhir dia mengikuti SBMPTN, di tahun 2017 tepatnya dia memutuskan mendaftar untuk masuk unuversitas melalui jalur SBMPTN dan Alhamdulillah dia dinyatakan lolos di UIN Walisongo jurusan Sosiologi. Setelah mengetahui bahwa dia lolos dia memutuskan untuk resign dari pekerjaanya dan dia bertekad tidak akan meminta uang kepada orang tuanya untuk biaya kuliahnya.
Awal masuk perkuliahan hingga akhir semester satu dia menjalaninya tanpa meminta uang sepeserpun dari orang tua. Dari mulai bayar UKT , bayar sewa kost hingga biaya hidupnya selama di semarang. Dia meggunakan uang tabunganya dari hasil dia bekerja. Hingga suatu ketika dia membaca sebuah pengumuman tentang pendaftaran beasiswa bidikmisi,dia memutuskan untuk mendaftarkarena karena menurutnya jika hanya mengandalkan uang tabungan dari hasil dia bekerja itu dirasa kurang cukup untuk biaya perkuliahan hingga lulus nanti. Menurutnya, proses pendafratan besiswa bidukmisi di UIN Walisongo sedikit rumit, hingga dia sempat pesimis untuk bisa lolos karenaselain harus melalui serangkaian seleksi dari mulai tes tertulis, wawancara, hingga visitasi juga karena pendaftar bidikmisi di tahun 2017 sangat banyak yang notabene kebanyakan dari mereka berasal dari aliyah atau pondok pesantren.
Alhamdulillah setelah melalui serangkaian proses seleksi yang menegangkan dia dinyatakan lolos beasiswa bidikmisi. Dan ini menjadi kabar gembira bukan hanya untuk dia tapi juga untuk keluarganya. Keberhasilanya tidak lepas dari niat baik awalnya untuk bisa membahagiakaan orang tua dan bisa mengangkat derajat keluarganya. Dia bertekat untuk terus berusaha membanggakan orang tuanya dengan prestasi-prestasinya. “Saya punya mimpi yang sangat besar yang sayang jika hanya jadi sekedar mimpi. So, tinggalkan gengsi karena hidup berawal dari mimpi.”(Liana:20). Demikianlah Fakta Inspiratif Mahasiswa Baru FISIP UIN Walisongo. Penulis dalam artikel ini adalah Mauliana Maghfiroh. Trimakasih