Jurusan Sastra Indonesia UNAIR dan 3 Hal Yang Harus Kamu Paham!

Jurusan Sastra Indonesia UNAIR

Universitas Airlangga (Unair) adalah salah satu Perguruan Tinggi Negeri yang terletak di Surabaya. Universitas yang berdiri sejak tanggal 10 November 1954 ini mempunyai banyak program studi (prodi) S1, salah satunya yaitu Sastra Indonesia.

Banyak orang yang berfikir bahwa Sastra Indonesia hanya mempelajari tentang EYD,  puisi, cerpen, bahkan tak sedikit pula yang bertanya “ngapain belajar bahasanya sendiri?” Well, saya akan mengajak kalian untuk mengenal lebih dekat lagi bagaimana prodi Sastra Indonesia unair seperti yang saya rasakan selama satu semester menjadi mahasiswa sastra Indonesia di unair.


Sastra Indonesia UNAIR

Sebagaimana prodi lainnya, Sastra Indonesia juga memiliki himpunan mahasiswa yang disebut HMD (Himpunan Mahasiswa Departemen) Sastra Indonesia. Organisasi yang saat ini diketuai oleh  Febrianto Tri Widodo ini memiliki lima devisi, yaitu: devisi Pengembanagn Sumber Daya Mahasiswa (PSDM), devisi Minat dan Bakat (minbak), devisi Pengabdian Masyarakat (pengmas), devisi Kesektariatan, dan devisi Informasi dan Komunikasi (Infokom).


Yang Dipelajari di Sastra Indonesia

Jadi apa saja yang akan dipelajari  dalam prodi Sastra Indonesia Unair? Mungkin tidak jauh beda dengan Sastra Indonesia di kampus lain, prodi ini dibagi menjadi tiga peminatan, yaitu sastra, lingustik, dan filologi.  Kebanyakan orang mungkin masih asing dengan kata “linguistik” dan “filologi”, begitu pun dengan saya saat pertama kali menjadi mahasiswa baru disini. Saya akan bahas nanti..
Saat semester pertama, mahasiswa tidak langsung menjurus pada ketiga peminatan tersebut, melainkan mempelajari berbagai mata kuliah pengantar seperti pengantar kajian sastra, pengantar linguistik umum, pengantar filologi, dan mata kuliah wajib dari fakultas dan kampus. Ketiga peminatan tersebut akan diambil ketika nanti memasuki semester lima.


Peminatan di Jurusan Sastra Indonesia


Lalu apa yang dipelajari dalam peminatan sastra? Sastra sendiri dibagi menjadi tiga, yaitu puisi, prosa, drama. Mahasiswa yang mengambil peminatan ini dituntut untuk berproses kreatif, artinya harus bisa berhubungan dengan lingkungan sekitar untuk bisa menjadikannya sebuah karya. Sebagian mata kuliah peminatan sastra yang dipelajari yaitu sastra jawa, sastra anak-anak, psikologi sastra, sastra jepang dalam terjemahan, sastra timur tengah dalam terjemahan, dan lain-lain.

Baca Juga: 11 Prospek Kerja Jurusan Sastra Indonesia, No 5 Paling Diminati!

Bacaan Lainnya

Selanjutnya yaitu  peminatan linguistik, linguistik adalah ilmu yang mempelajari tentang bahasa. Namun, ilmu linguistik tidak hanya mengkaji sebuah bahasa saja, tetapi juga mengkaji seluk beluk bahasa pada umumnya yang dalam peristilahan Perancis disebut langage. Pelajaran tentang fonetik (mempelajari bunyi bahasa), fonologi, morfologi (bentuk kata), sintaksis (kajian kalimat), dll akan ditemui dalam mata kuliah ini.

Peminatan yang terahir yaitu filologi. Peminatan ini akan mempelajari tentang nilai-nilai, kondisi sosial budaya, hukum, dan hal-hal tentang naskah kuno. Kajian filologi sendiri yaitu kodikologi yang mempelajari tentang seluk beluk naskah (judul naskah, aksara, bahan naskah, tempat tersimpannya, dan lain-lain) dan tekstologi yang berkaitan dengan teks yang tersimpan dalam naskah.

Di Sastra Indonesia Unair sendiri, mahasiswa tidak melulu belajar bahasa Indonesia saja, tetapi mereka juga diwajibkan mengambil mata kuliah bahasa asing. Setiap mahasiswa harus mengambil minimal enam dari sembilan mata kuliah bahasa asingyang terdiri dari  bahasa Jawa Kuno, Madura, Melayu Lama, Sanskerta, Arab, Belanda, Jepang, Perancis, dan Mandarin. Kebayang kan kemampuan bahasa mahasiswa sastra Indonesia Unair?


Nah, ternyata kuliah di sastra Indonesia tidak hanya mempelajari dan memahami puisi, cerpen, dan novel saja bukan? Oleh karena itu, bersama tulisan ini saya ingin membantah anggapan orang tentang sastra yang mereka ketahui hanya secara umum. Kita tidak akan mengenal secara luas dan dalam kalau kita tidak terjun merasakannya sendiri. Penulis dalam artikel ini adalah Nikmatus Sholikhah yang saat ini menjadi salah satu mahasiswi di Jurusan Sastra Indonesia Unair.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

22 Komentar

  1. Keren yah sastra indonesia unair, maju terus. Artikel bisa ngebantu untuk maba yang ingin masuk jurusan sastra indonesia tuh pelajarin apa aja

  2. Bagus!Bisa jadi referensi nih buat anak-anak kelas 3 SMA dan juga nambah info buat orang-orang diluar sana yang sering ngelihat prodi Sastra Indonesia sebelah mata.

  3. Bagus ,ini bisa membuat bahasa kita lebih terkenal dan masyarakatnya lebih memahami bahasa nya sendiri biar bahasa kita gak punah