Berikan Kontribusi Pemikiran, Mahasiswa Unila Wujudukan Branding Wisata Bunga

Mahasiswa Unila Wujudukan Branding Wisata Bunga

Mahasiswa sebagai agent of change memiliki peran penting dalam memberikan pemikiran yang inovatif untuk mendukung branding dan pengembangan destinasi pariwisata. Seperti yang telah dilakukan mahasiswa-mahasiswa Universitas Lampung (Unila) yang telah berhasil mewujudkan Desa Wonoharjo dengan menjadikan taman bunga milik salah satu warga sebagai tempat pariwisata.

Bacaan Lainnya

Erna Wahyu Septianna, Arifa Annisa, dan Arif Ainun Na’im adalah tiga mahasiswa Unila yang melakukan penelitian dan wawancara terhadap pemilik taman bunga atas bimbingan Imam Mahmud, S.Sos., M.Sos. sekaligus Dosen Jurusan Sosiologi FISIP Unila pada Minggu (27/08/2023) di tempat pemilik taman bunga Desa Wonoharjo yang kemudian  menghasilkan beberapa poin penting tentang keunggulan pariwisata taman bunga yang dimilik oleh Desa Wonoharjo, termasuk kekayaan jenis bunga dan sejarah berdirinya yang sekarang merupakan pusat bunga yang ada di desa tersebut. Dari hasil penelitian tersebut, mereka telah merancang strategi branding yang tepat untuk meningkatkan daya tarik taman bunga yang ada di Desa Wonoharjo.

Pemilik taman bunga Raharjo Wiyono mengungkapkan,  potensi dan juga kendala-kendala yang dialami dalam membranding taman bunga ini.

“Desa Wonoharjo ini punya satu produk unggulan yang menjadi branding desa ini yaitu taman bunga. Bahkan masyarakat luar desa pun jika ingin membeli bunga untuk dijadikan buket dan kerajinan dari bunga lainnya mencari bunganya di sini. Namun, untuk saat ini dapam pemasaran di media social kami kurang karena usia kami sudah tua dan tidak melek akan teknologi informasi”, ungkapnya.

Menanggapi permasalahan tersebut, salah satu dari mahasiswa Unila yang melakukan penelitian Arif Ainun Na’im mengatakan bahwa mereka akan memberikan beberapa solusi untuk membranding taman bunga tersebut.

“Kami akan melakukan beberapa strategi yang bisa mengangkat taman bunga ini agar lebih dikenal masyarakat luas Pak, seperti membuat akun sosial media, melakukan pelatihan untuk masyarakat sekitar mengenai tata cara mengelola sumber daya alam dengan baik, serta kami juga akan menambah benefit yang akan pengunjung dapatkan ketika berkunjung ke taman bunga di Desa Wonoharjo ini”, ujarnya.

Dengan mengusung konsep One Village One Product (OVOP) sebagai konsep branding desa, di mana satu desa menghasilkan satu produk. Keunggulan desa Wonoharjo yaitu taman bunga yang telah mereka angkat untuk dijadikan tempat pariwisata.

Strategi-strategi yang dilakukan mahasiswa Unila untuk membranding desa tersebut di antaranya yaitu:

  1. Pengembangan Wisata Berkelanjutan

Dengan mempertimbangkan aspek social dan ekonomi, mereka telah merancang beberapa layanan tambahan yang sebelumnya belum ada. Seperti menambah spot foto, menambah pengetahuan pengunjung dengan memberi nama pada masing-masing bunga serta filosofinya, dan juga layanan pengunjung lainnya.

  1. Pemanfaatan Teknologi informasi

Dalam pemanfaatan teknologi informasi ini, mereka telah membuat beberapa akun media sosial seperti Instagram, Tiktok, Facebook, bahkan ke depannya akan membuat situs web. Mereka telah membuat konten-konten yang bisa mengangkat taman bunga yang ada di desa Wonoharjo menjadi lebih dikenal oleh masyarakat luas.

  1. Melakukan Program pelatihan dan Pendidikan bagi masyarakat

Pelatihan dan pendidikan untuk masyarakat mengenai pentingnya memanfaatkan sumber daya alam yang ada di sekitar mereka menjadi sesuatu yang bernilai jual tinggi. Tentunya juga tentang tata cara mengelola taman bunga. Kegiatan ini juga untuk memberi ilmu kepada masyarakat untuk memperkuat kualitas layanan dan pengalaman wisatawan yang berkunjung.

Secara keseluruhan, kontribusi pemikiran ketiga mahasiswa Unila dalam kerja sama di bidang pariwisata telah membantu membangun citra positif Desa Wonoharjo sebagai destinasi wisata. Dengan kreativitas dan semangat inovasi, mereka telah membantu menggali potensi desa Wonoharjo, menciptakan dampak positif bagi ekonomi lokal, dan menjaga keberlanjutan lingkungan setempat.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *