Bahasa bisa dikatakan sebagai bagian dari adanya cermin dari suatu kebudayaan dan bahasa dapat mewariskan kebudayaan. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia selama ini selalu dipandang sebelah mata, dan bukan merupakan bagian dari jurusan bergengsi seperti teknik, hukum, kedokteran, dan jurusan lainnya.
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Tidak jarang, para mahasiswa jurusan inipun merasa malu untuk mengakui dirinya sebagai bagian dari mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 2 dari 10 quisioner yang disurvey, mengatakan bahwa “saya terjebak dalam pilihan saya saat memilih jurusan”, dan sebagian besar mereka malu untuk mengakui Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan jurusan kuliahnya.
Hal ini menjunjukkan bahwa paradigma yang berkembang di tengah masyarakat khususnya mahasiswa, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan jurusan yang membosankan, serta memiliki peluang yang sempit dalam dunia kerja.
Paradigma semacam ini seharusnya mulai diluruskan. Kenyataannya, para lulusan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, tidak selamanya berpeluang menjadi guru, bergelut dengan siswa, media pembelajaran, pengembangan RPP, dan proses evaluasi pembelajaran yang selama ini dianggap membosankan.
Lulusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Banyak peluang kerja lainnya yang dapat dimasuki oleh para lulusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Beberapa fakta mengenai jurusan tersebut sudah seharusnya dipublikasikan guna membuka pandangan masyarakat khususnya para mahasiswa dalam meluruskan paradigma Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan jurusan yang membosankan.
Fakta Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Mataram
Beberapa fakta tersebut akan jelaskan sebagai berikut;
Lulusannya Sebagian Besar Menjadi Guru
Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Ia tidak butuh untuk dikenang, tapi pengabdiannya untuk mencetak para pemenang. Tidak dapat dipungkiri para lulusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada dasarnya dipersiapkan untuk menjadi tenaga pendidik mulai dari pendidikan tingkat menengah, hingga pendidikan di perguruan tinggi. Para pendidik yang dipersiapkan nantinya akan mengajarkan kepada siswa mengenai keterampilan berbahasa mulai dari menyimak, hingga menulis.
Mempelajari Seluk Beluk Bahasa
Selama ini mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, dianggap hanya mempelajari bagaimana cara membaca, menulis, menyimak, serta berbicara yang banyak. Bagi masyarakat awam, sulit untuk mengengerti bagaimana bahasa itu bisa diproduksi.
Mereka hanya mampu menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, tetapi tidak mengerti bagaimana proses sebuah kata itu diproduksi hingga siap untuk digunaka. Mereka juga belum tentu
memahami bagaimana sejarah perkembangan bahasa mulai dari zaman purba, hingga zaman modern seperti sekarang ini.
Sensitif Terhadap Bahasa
Mahasiswa jurusan Pendikan Bahasa dan Sastra, memiliki sensitifitas yang tinggi terhadap bahasa yang jauh lebih tinggi dibanding mahasiwa pada umumnya. Hal ini dikarenakan mereka tidak hanya mempelajari bagaimana bahasa itu diproduksi serta digunakan, tetapi juga mempelajari bagaimana apa makna yang terkandung di dalamnya, serta apa maksud yang ingin diungkapkannya.
Berpotensi Menjadi Artis, Seniman, Penulis, dan Jurnalis
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia berpotensi untuk menjadi seorang artis. Mata kuliah drama yang harus diikuti setiap mahasiswa jurusan tersebut memberikan mereka bekal untuk bisa bermain peran layaknya seorang artis.
Bagi mereka yang lebih tertarik dalam bidang sastra, profesi seniman mungkin bisa menjadi pilihannya pekerjaannya. Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah dibekali dengan empat keterampilan (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) berpotensi menjadi penulis baik penulis sastra maupun non sastra.
Hal ini karena mereka telah dibekali dengan kiat-kiat dalam membuat tulisan yang baik dan benar. Selain profesi yang telah disebutkan tadi, masih ada profesi lainnya yang tidak kalah menarik, yaitu jurnalis.
Jurnalis merupakan salah satu alternatif profesi yang dapat dipilih oleh mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Jurnalis merupakan pekerjaan yang menyenangkan sekaligus menantang.
Dikatakan menantang karena seorang jurnalis harus peka dalam melihat perubahan yang ada di sekitarnya, segala bentuk perubahan dan keanehan baik dalam skala kecil maupun besar, bisa menjadi peluang untuk diberitakan. Sedangkan menyenangkan karena seorang jurnalis harus siap dan sigap dalam mencari berita, ia harus mampu dan siap untuk menjelah tempat-tempat baru yang belum pernah dikunjunginya.
Seorang Peneliti
Bahasa bukanlah sesuatu yang lahir dari alam kekosongan. Terdapat begitu banyak misteri permasalahan bahasa yang harus dipecahkan dan mahasiswa jurusan ini berpotensi untuk menelitinya, serta berpotensi untuk menjadi seorang peneliti bahasa.
Bahasa dapat diteliti berdasarkan sejarah kemunculannya, masyarakat penuturnya, klasifikasi jenisnya, dan lain sebagainya. Peneliti bahasa dapat meneliti penggunaan bahasa pada ruang lingkup
yang lebih luas, seperti meneliti kasus kriminal atau yang biasa dikenal sebagai linguistik forensik, meneliti hubungan bahasa dan syaraf manusia atau yang dikenal dengan neurolinguistik, meneliti bahasa dengan masyarakat, atau yang dikenal juga dengan istilah sosiolinguistil, meneliti bahasa dan jiwa manusia atau biasa disebut psikolinguistik, dan kajian-kajian penelitian yang lainnya.
Itulah beberapa fakta Mengenai Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Berdasarkan fakta tersebut, bahasa tidak bisa lagi dikatakan sebagai sesuatu yang tidak memiliki peluang. Mempelajari bahasa dan sastra tidak semudah apa yang dibayangkan tetapi juga tidak sesulit yang ditakutkan.
Semoga dengan adanya penjabaran mengenai jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ini mampu meluruskan pandangan mahasiswa yang salah terhadap jurusan ini, dan mulai bangga mengakui dirinya sebagai bagian dari mahasiswa. Penulis dalam artikel ini adalah Mariyam.